Arema mengalami penurunan pendapatan dari tiket. www.prediksisepakbola.info
Yakin Membludak di Babak Delapan Besar
Jakarta- Indonesia Super League (ISL) untuk kali pertama dilangsungkan dengan format dua wilayah pada musim ini. Format dua wilayah tersebut ternyata memberikan dampak yang kurang baik bagi 22 klub yang berkompetisi. Terutama, segi pemasukan penjualan tiket pertandingan.
Hampir semua klub mengalami penurunan penjualan tiket penonton daripada musim sebelumnya. Baik klub yang mempunyai basis pendukung besar maupun kecil.
Penurunan pemasukan bisa mencapai angka Rp 1 milliaran. Misalnya, Arema Cronus. Klub yang berjuluk Singo Edan itu dikenal mempunyai jumlah pendukung besar di antara semua klub-klub ISL. Namun, jika dirata-rata, pemasukan dari penjualan tiket pertandingan tetap saja menurun ketimbang tahun lalu. “Penurunannya bisa lebih dari 25 persen, ya 30 hingga 40 persen,” ujar General Manager Arema Cronus Ruddy Widodo kepada Jawa Pos.
Dari 10 kali pertandingan home di Stadion Kanjuruhan, Malang, Ruddy menyebut, jumlah penonton yang hadir tidak selalu penuh. Penuhnya stadion hanya terjadi ketika Arema bertanding dengan klub-klub yang memiliki nama besar seperti Persib Bandung atau Persija Jakarta. Selebihnya, untuk kapasitas 45 ribu penonton, Stadion Kanjuruhan paling mentok hanya terisi separo.
Ruddy mengungkapkan, bila dipukul rata, penurunan pemasukan dari penjualan tiket penonton dalam sekali pertandingan bisa menghasilkan kerugian Rp 100 hingga 200 juta. “Dari situ, kalau dikalikan 10 pertandingan kandang, ya jumlahnya bisa mencapai lebih dari Rp 1 miliar,” jelasnya.
Setali tiga uang, Persib yang selalu konstan mengeruk pemasukan dari penjualan tiket penonton pun sedikit goyah di musim ini. Budi Bram Rachman, ketua panitia pelaksana (panpel) pertandingan Persib, menuturkan, penurunan jumlah penonton yang disesuaikan dengan tiket yang terjual bisa dipersentase 30 persen.
Walau tidak bersedia menyebutkan berapa penurunannya, dia menebut, pemasukan panpel sangat jauh dari harapan. “Bahkan, pertandingan dengan jumlah pemasukan terburuk hanya disaksikan sekitar 6 ribu penonton. Hal yang mungkin tidak pernah kami alami di tahun-tahun sebelumnya,” kata pria yang memiliki brewok itu.
Hanya, untuk babak delapan besar nanti, Budi Bram optimistis bakal ada perbaikan untuk penjualan tiket penonton. Apalagi, pada babak itu, dua kali laga sudah pasti dimainkan di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung. Bentrokan derby Bandung antara Persib dangan Pelita Bandung Raya (PBR) diprediksi ikut menggenjot pemasukan.
Di sisi lain, PT LIga Indonesia (PT LI) selaku operator yang menaungi kompetisi ISL sudah bisa memprediksi penurunan pemasukan dari penjualan tiket penonton tersebut. CEO PT LI Joko Driyono menjelaskan, penurunan jumlah penonton itu disebabkan tereduksinya jumlah pertandingan. Yakni, 306 match menjadi 220 match (di luar babak delapan besar, semifinal, dan final).
Kalau untuk animo, Joko memprediksi tidak akan berubah. Sementara itu, untuk penurunan pemasukan, Joko menyerahkan sepenuhnya ke masing-masing klub. (ren/c23/ko)
Berikut sedikit tampilan pendapatn tiket, yang dikutip dari Jawa pos (klik pada gambar untuk memperbesar) :
Di tulis dari berita Jawa Pos, Minggu, 14 September 2014
0 komentar:
Posting Komentar